Ide Aktivitas Sehat di Bandung: Jalan Pagi di Ciumbuleuit

Jalan santai pagi-pagi atau sore hari di Bandung bisa menjadi pilihan hiburan di akhir pekan. Misalnya, seperti jogging di daerah Bandung Utara sembari menikmati indahnya pemandangan Kota Bandung. Nah, kali ini, tim Uncov mau ceritain pengalaman berjalan-jalan santai di dekat Teras Cikapundung. Track ini cocok banget buat kaum-kaum introvert yang kurang suka keramaian, loh!
 

Jogging track ini hanya jalan setapak yang sering dipakai orang-orang sebagai jalan tembusan ke Jalan Ciumbuleuit. Rute ini bisa juga jadi alternatif bagi kalian yang bosan dengan track jogging di Taman Hutan Raya (Tahura). Meski tidak sejauh di Tahura, track dari Teras Cikapundung Bandung hingga Ciumbuleuit cukup untuk sekadar berjalan-jalan santai sambil menikmati udara Kota Bandung. Penasaran? Mari ikuti perjalanan kami!
 

Rute Trekking dari Teras Cikapundung - Ciumbuleuit


Titik temu kami di Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, atau yang umum disebut sebagai Teras Cikapundung BBWS. Setelah semuanya kumpul, kami berjalan melewati Gang Bp. Ehom yang letaknya di samping Teras Cikapundung BBWS. Gang Bp. Ehom merupakan jalan setapak yang akan menjadi jalur utama kami ketika menuju Jalan Ciumbuleuit. Jalanan ini memang sering dipakai orang untuk jogging atau sekadar jalan santai sembari hunting foto di kawasan Kampung Pelangi 200.

 


Jauh sebelum itu, sekitar 300 meteran berjalan ada warung mungil bernama Teras Gandok. Kami mampir dulu untuk mengisi perut dengan aneka jajanan pasar yang dijual di sana. Teras Gandok merupakan warung kopi pada umumnya namun dikonsep lebih kekinian. Tempatnya mungil dan sederhana. Berada di halaman rumah sehingga area duduknya terbuka. Meski tempatnya mungil, jangan takut kehabisan tempat karena area duduknya cukup banyak. Terlebih pengunjung di sana kebanyakan menjadikan Teras Gandok spot untuk istirahat sejenak setelah atau sebelum jalan-jalan ke kawasan Kampung Pelangi 200.


Setelah isi perut, kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan Kampung Pelangi 200. Ketika di perjalanan, kami disuguhkan pemandangan yang asri. Meski banyak pemukiman warga, tata letaknya tetap tertata sehingga indah untuk dilihat. Sekitar 600 meteran dari Teras Gandok, kami akhirnya sampai juga di kawasan Kampung 200. 


Sesampainya di kawasan Kampung Pelangi 200, kami melihat rumah dengan cat warna-warni seperti pelangi. Selain itu, bisa juga ditemui anak-anak tangga yang mengikuti bangunan tanahnya. Sangat cantik! Karena kami datangnya pagi hari, kami melihat aktivitas warga Kampung Pelangi. Terasa sekali suasana perkampungannya. Saking indahnya, kami juga mengabadikan momen ini memakai handphone masing-masing.


Fyi, Kampung Pelangi 200 merupakan sebuah destinasi wisata Kota Bandung sejak tahun 2018. Rumah dengan cat warna-warni ini menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk memenuhi hobi berfoto. Nama Kampung Pelangi 200 diambil dari ganti rugi yang warga terima ketika relokasi. Warga yang tinggal di Kampung Pelangi 200 sebelumnya tinggal di Rusunawa sekitar ITB. Ketika dipindahkan, mereka mendapatkan uang ganti rugi sebesar Rp20.000. Oleh karena itu, daerah tersebut diberi nama Kampung Pelangi 200.

 


Karena waktu terus berjalan, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Awalnya sempat nyasar karena rute menuju Ciumbuleuit tidak terbaca oleh Google Maps. Dengan modal nekat dan berani, akhirnya kami putar arah dan melewati jalan setapak yang agak nanjak. Lumayan terasa capek, ya. Ini jadinya jalan-jalan santai berkedok trekking, hehe. Kawasan Kampung Pelangi 200 memang terletak di belakang jalan Ciumbuleuit, pastinya akan ada jalan tembus menuju Jalan Ciumbuleuit.


Seusai melewati jalan tembusan tersebut, kami sampai di Jalan Bukit Jarian. Jalan Ciumbuleuit hanya tinggal beberapa ratus meter lagi. Kami sempat berfoto ria dulu di sepanjang Jalan Bukit Jarian. Habis foto-foto, kami melanjutkan perjalanan kami ke Kopi Eyang. Itu tujuan akhir persinggahan kami. Kami masih harus berjalan sekitar 750 meteran untuk sampai di Kopi Eyang. Lumayan, ya hampir 1 kilometer lagi, hehe.


Kami meneruskan perjalanan sambil menyusur Jalan Ciloa dan kembali berjalan nanjak di Jalan Rancabentang I. Meski tidak securam jalan tembusan kawasan Kampung Pelangi 200 - Bukit Jarian, tapi lumayan agak capek dikit, hehe. Setelah nanjak kami belok kanan ke Jalan Rancabentang. Kami hanya tinggal lurus melewati banyak kuliner yang ramai ketika malam hari. Dan akhirnya, sampailah kami di persinggahan terakhir kami yaitu Kopi Eyang. 

 


Perjalanan kami menyusuri Teras Cikapundung, Teras Gandok, Kampung Pelangi 200, hingga Jalan Ciumbuleuit cukup berkesan. Meskipun jarak yang ditempuh hanya 2-3 kilometer, tapi ternyata cukup melelahkan, ya. So far, perjalanan kami sangat seru! Bagi kalian yang ingin jalan pagi atau sore hari, jalur ini bisa dijadikan track jogging baru atau sekedar jalan-jalan santai yang lebih fresh. Sudah terbukti seru, next harus ke mana lagi, ya?


Si gemar berolahraga, tapi hobinya kulineran dan jalan-jalan.




Dapatkan update artikel Uncov