Main ke luar kota gak lengkap kalau gak menyaksikan langsung skena seninya, baik itu seni tradisional maupun kontemporer. Serunya di kota Yogyakarta sendiri ada banyak opsi ruang kreatif artistik yang menarik untuk dikunjungi. Tapi ini juga yang bikin kami susah untuk memutuskan destinasi.
Pilihan hati jatuh kepada salah satu ruang pameran di Yogyakarta yang menghadirkan karya seni kontemporer dari seniman lokal dan internasional, yakni LAV Gallery. Lokasinya ada di Jl. DI Panjaitan No. 66, Yogyakarta, jadi destinasi kalcer yang pas setelah main ke Mantrino Records di daerah Prawirotaman.
LAV Gallery resmi dibuka pada Juli 2022 melalui acara pameran bertajuk “Borderless Space.” LAV Gallery biasa mengadakan berbagai acara seni seperti pameran, pertunjukkan serta diskusi bersama para seniman. LAV Gallery jadi salah satu wadah kolaborasi antar seniman nasional hingga internasional agar dapat terus menghadirkan perspektif masa kini dan memperkaya nilai seni kontemporer khususnya di Yogyakarta.
Terdapat area indoor untuk ruang pameran dan area outdoor yang jadi spot untuk bersantai. Area pamerannya berupa ruangan berukuran 12 x 7 meter dan tinggi 3 meter. Walau secara area terbatas, tapi dampak yang diberikan sebagai ruang kreatif bagi masyarakat umum untuk menikmati dan menyaksikan seni kontemporer ragam medium sangatlah berarti.
Pameran “Mengingat 25 Tahun Reformasi”: Irisan Seni, Sejarah, dan Memori
Kebetulan saat kami berkunjung di pertengahan bulan Mei lalu lagi ada pameran bertajuk “Mengingat 25 Tahun Reformasi.” Acara ini diadakan atas kerjasama dengan beberapa mitra kolektif yang turut mengadakn pameran ini, yakni Kedai Kebun Forum, Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat, Ruang MES 56, dan Krack. Karya seni terkurasi oleh seniman Dolby, ‘Jibon’ Krisna Jiwanggi Banyu, Kharisma Adi, Perkawanan Perempuan Menulis berkolaborasi dengan Zuraisa dan Erdhs, Pujo Nugroho, Wimo Ambala Bayang, dan Yaya Sung turut dihadirkan di acara ini.
Kurator Dwiki Nugroho Mukti dan Savitri Sastrawan bersama direktur artistik Alia Swastika dalam pameran ini mengumpulkan karya seni dari berbagai daerah di Indonesia, yang menjadi memori kolektif di berbagai daerah. Pameran ini mengajak audiens untuk melihat memori mengenai fenomena reformasi yang telah mendefinisikan Indonesia masa kini dan melahirkan berbagai gerakan sosial baru. Tidak hanya meng-highlight gambaran peristiwa yang terjadi di tahun 1998, tetapi pameran ini juga menunjukkan narasi seniman dari beberapa tahun sebelum dan sesudah reformasi sejauh 25 tahun ke belakang.
Melalui pemikiran, ekspresi, ideologi, narasi, praktik seni dan ekosistem dari karya-karya yang hadir secara fisik maupun dalam bentuk arsip, para seniman menunjukkan bahwa dampak reformasi tidak hanya menyentuh aspek makro seperti ranah politik dan ekonomi saja, tetapi juga sampai ke level sosial terkecil seperti peran gender dan kehidupan “rumah tangga.” Sebagai generasi yang terlahir di zaman itu, aku dan tim jadi punya perspektif baru terhadap sejarah Indonesia, Indonesia saat ini, serta orang-orang terdekat yang sudah melalui 25 tahun ke belakang. Bahwa segala sesuatu keberadaan kami saat ini merupakan bagian dan hasil dari apa yang sudah terjadi 25 tahun silam dan penting untuk selalu diingat.
Menikmati Seni Sambil Minum Kopi
Di dalam area LAV Gallery terdapat sebuah coffee shop dan art corner shop yang menjajakan kopi artisan lokal Yogyakarta dan produk merchandise and craft karya seniman-seniman Nusantara. Jadi, sehabis keliling sibuk menilik karya seni yang dipamerkan bisa bersantai sejenak sambil minum kopi untuk merenungi karya yang sudah dilihat.
Sejauh ini tidak diberlakukan harga tiket masuk untuk main ke LAV Gallery Yogyakarta, alias gratis! Perputaran jadwal di LAV Gallery juga cukup cepat dengan kegiatan dan pameran yang silih berganti. Selalu siap untuk menghilangkan dahaga bagi penggiat seni dan membuka pintu bagi masyarakat yang ingin mengenal dunia seni kontemporer lebih jauh!
Untuk info lebih lanjut, kalian bisa follow update-an @lavg_gallery di Instagram atau DM langsung terkait jadwal dan katalog.