Menyaksikan Beragam Pameran Seni Kontemporer di Galeri Ruang Dini

Di antara jajaran café dan restoran kekinian Jalan Anggrek, terdapat sebuah suaka bagi para penggemar dan penggiat seni kontemporer.

 

Galeri Ruang Dini adalah galeri seni kontemporer lokal yang berlokasi di Jalan Anggrek No. 46, Bandung. Galeri ini berupa sepetak ruangan kecil yang memiliki desain minimalis dan didominasi oleh warna putih. Pintu masuk berupa kaca transparan yang menghadap ke ruang terbuka membuat visual ruangan dan pameran jadi sangat menarik dan menonjol.

 

Galeri ini berada di dalam gedung kolektif yang berisikan kafe Morgy, toko art and design Nippon Exhibition, toko pakaian Maikai, dan studio Epilog Space. Berkumpulnya berbagai bidang kreatif dalam satu tempat, didukung oleh konsep desain interior yang terbuka dan saling terkoneksi mewujudkan suatu wadah positif di tengah kota Bandung. Keberadaan galeri Ruang Dini dan kolektif lainnya menjadikan tempat ini sebagai sebuah ruang komunal Bandung bagi individu atau komunitas kreatif untuk saling menginspirasi.

 

Kecil tapi Aktif

 

Galeri Ruang Dini merupakan salah satu galeri seni kontemporer yang aktif menjalankan program seperti pameran dan workshop yang mengangkat isu-isu sosial dan global. Selama dua tahun berdiri, galeri ini telah mengadakan berbagai pameran seni tunggal yang menghadirkan karya-karya seniman terkemuka dari berbagai penjuru daerah dan generasi. Tampaknya, ukuran area galeri yang kecil tidak menjadi penghalang untuk terus giat memperkenalkan seniman dan karya-karyanya ke khalayak yang lebih luas.  

 

Hingga tahun 2023, jadwal pameran di galeri seni Bandung yang satu ini sudah terisi penuh. Berdasarkan riwayatnya, galeri Ruang Dini biasa mengadakan pameran selama tiga minggu penuh dan mengambil waktu satu minggu untuk jeda dan melakukan persiapan untuk pameran selanjutnya. Perputaran seni kontemporer yang cepat jadi alasan pameran-pameran di sini sangat diantisipasi para pengunjungnya.

 

Pameran “Trajectory of Existential Memory” 8-24 April 2022

 

Keberadaan memori dalam diri tidak bisa diubah. Walau demikian, bisa saja memori tersimpan tidak lengkap, kabur atau secara jelas yang memberikan makna tersendiri dari bagaimana kita mengingat suatu hal dan kaitannya dalam kehidupan. Dengan memiliki memori, kita mempunyai perasaan, dan adanya rasalah yang membuat kita manusia.

 

Poin itu yang aku tangkap dari karya seniman Jumaldi Alfi yang dipajang di galeri Ruang Dini saat terakhir aku berkunjung. Pameran bertajuk “Trajectory of Existential Memory” menampilkan karya Jumaldi Aldi pada tanggal 8-24 April 2022 silam. Karya yang ditampilkan merupakan pilihan karya cetak grafis yang dihasilkan dari pengalaman residensi Alfi di the Singapore Tyler Print Institute (STPI) di tahun 2010.

 

Dikenal sebagai pelukis, kali ini Alfi mengeksplorasi kertas sebagai medium seni dan menciptakan karya dengan elemen visual yang berlapis dan bertumpuk. Berbagai literatur, musik rock progresif dan fragmentasi kehidupan sehari-hari yang merangsang memori dan perasaan menjadi inspirasi dari imajinasi sang seniman. Bentuk visual yang dihadirkan bisa diartikan sebagai representasi dari memori serta refleksi eksistensi kehidupannya dari apa yang dirasakan Alfi di masa lalu dan masa kini yang saling bertumpuk satu sama lain.

Untuk info lebih lengkap, teman-teman dapat mengunjungi akun Instagram Galeri Ruang Dini di @galeriruangdini. Jangan lupa untuk menjalankan protokol kesehatan saat mengunjungi galeri dan menghadiri pameran seni di sana, ya!

 

Website: www.ruangdini.com





Dapatkan update artikel Uncov