Baca di Tebet: Gak Lagi Bosan Baca Buku

Kalau kalian suka dengan dark academia (gaya estetik dan subkultur yang berkaitan dengan membaca, sastra, pendidikan tinggi, dan seni dengan nuansa warna gelap), kalian pasti suka dengan perpustakaan di Jakarta Selatan yang satu ini!

 

Baca di Tebet merupakan rumah keluarga yang diubah menjadi perpustakaan dan ruang temu dengan suasana klasik yang nyaman dan gak bikin bosan. Resmi dibuka untuk umum di awal tahun pada 20 Februari 2022, Baca di Tebet mendapatkan antusiasme positif dari para pecinta buku yang membutuhkan akses untuk membaca. Pendirinya adalah Wien Muldian, alumni ilmu Perpustakaan FIB UI, bersama Kanti W. Janis.

 

Perpustakaan modern yang ada di lantai dua dari rumah di Jl. Tebet Barat Dalam Raya no. 29 ini terbagi ke dalam 3 bagian ruangan, yakni Ruang Temu Roy B.B Janis, ruang baca (yang harus lebih tenang dan hanya boleh membawa minuman) dan ruang pikir. Pengunjung boleh membawa minuman, dan kalau mau makan bisa pesan langsung dari café di lantai satu. Di sini juga disediakan tempat duduk yang nyaman dan terbuka bagi teman-teman yang ingin bekerja dengan suasana kondusif.

 

 

Naik ke lantai dua ke area perpustakaan rasanya seperti memasuki dunia lain, dunia yang tenggelam dalam buku dan pengetahuan. Aku dan tim Uncov juga disambut ramah oleh Ka Reza, salah satu pustakawan di sini yang menjelaskan tentang sejarah singkat dan peraturan membaca di sini. Tumpuk demi tumpuk kumpulan buku di sini menunjukkan begitu luasnya khazanah tulisan karya penulis Indonesia. Yang menakjubkan adalah Baca di Tebet saat ini memiliki sekitar 20.000 koleksi buku yang mayoritasnya adalah buku sosial humaniora, dan 4.000 di antaranya sudah dikategorikan.

 

Menularkan “Cinta Membaca Buku”

 

Bentuk rasa cinta akan buku dan ilmu pengetahuan Wien memang sudah tertanam sejak lama dan didukung oleh lingkungan orang-orang terdekatnya. Sebelum Baca di Tebet resmi dibuka, beliau sempat membuka perpustakaan bersama teman-temannya di Margonda, Depok. Pernah juga di Duren Tiga, Cempaka Putih, hingga di Museum Mandiri Kota Tua. Alhasil, kecintaan akan buku ini menular dengan baik ke sesama komunitas dan masyarakat lainnya.

 

Bukan sekedar ruang baca, Baca di Tebet juga biasanya sering mengadakan acara interaktif, seperti klub menulis dan membaca, konferensi pers peluncuran buku, serta diskusi dan live music bertema. Pengadaan acara ini ditujukan untuk memberikan ruang lebih bagi komunitas yang ingin mengadakan acara dan juga menjadi ajang untuk menarik perhatian lebih banyak orang khususnya muda-mudi untuk datang dan mengenal Baca di Tebet.

 

Semua kegiatan di atas dilakukan sebagai upaya menjalankan visi misi pendirinya untuk membentuk budaya literasi di masyarakat. Diharapkan melalui pertemuan dan kegiatan tersebut, pengunjung setidaknya bisa membawa pulang keterampilan, ilmu, atau insights baru, seberapa besar apapun itu. Kabarnya, September kemarin merupakan waktu terakhir untuk rangkaian acara yang sudah terjadwal dan baru akan ada lagi rangkaian acara di bulan Desember 2022.

 

Cara Berkunjung ke Baca di Tebet

 

 

Baca di Tebet menerapkan biaya keanggotaan harian, bulanan dan tahunan untuk para pengunjungnya sebagai kontribusi untuk keberlanjutan dan perawatan perpustakaan. Keanggotaan ini bisa dipesan dalam bentuk tiket melalui website loket.com. Rincian harga keanggotaan bisa dilihat sebagai berikut.

 

  1. Anggota tahunan: Rp. 800.000 per tahun untuk umum, Rp. 600.000 per tahun untuk pelajar umur 12 hingga mahasiswa S2.

2. Anggota bulanan: Rp. 100.000 per bulan

3. Anggota harian: Rp. 35.000 per kedatangan

 

Kami mencoba beli tiket anggota harian yang menurut kami sangat sepadan karena kami bisa sepuasnya baca buku di hari itu dengan suasana yang nyaman. Baik pengunjung harian atau keanggotaan lain harus melakukan scan dan menunjukkan bukti pembayaran di meja resepsionis. Kemudian pengunjung akan diberikan loker dan menukarkan tasnya dengan kantong PVC bening untuk membawa barang-barang penting seperti laptop, hp dan dompet. Tas pribadi dan barang lainnya bisa disimpan di loker yang disediakan di depan pintu masuk.

 

Gak kerasa aku dan tim Uncov menghabiskan waktu yang lama menyusuri rak demi rak untuk mencari bacaan menarik. Tidak jarang aku melihat beberapa buku berbahasa Indonesia klasik yang berumur tapi tampak terawat dengan apik. Jadi tersadar akan dedikasi pustakawan dan pendiri Baca di Tebet untuk bersama-sama merawat buku, merawat ilmu, dan saling membagikan pengetahuan kepada masyarakat luas. Aku pun jadi semangat untuk mendedikasikan lebih banyak waktu untuk membaca. Semoga teman-teman Uncov bisa ikut termotivasi juga!





Dapatkan update artikel Uncov