Kopi Aroma, Kopi Legendaris Bandung yang Melintasi Generasi

Di antara pertokoan modern dan bangunan lama yang tidak terawat di Jalan Banceuy, toko Kopi Aroma masih berdiri dengan bangga akan warisan nilai dan sejarahnya.

 


 

Pesatnya perkembangan industri kopi di Bandung dengan menjamurnya produsen dan coffee shop belum bisa menggeser titel Kopi Aroma sebagai produsen kopi legendaris Bandung. Selain kualitas produk yang selalu konsisten, suasana toko dan proses pembuatan yang serba jadul juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Kopi Aroma. Pantas saja, orang-orang rela datang dan mengantri demi mendapatkan sekantong bubuk minuman favoritnya yang baru digiling.

 

Saat berkunjung, awalnya kami (aku, Yogas dan Cebe) sedikit khawatir karena kami sering mendengar cerita tentang antriannya yang panjang.  Namun, ketika kami sampai pukul 8 pagi, tidak terpantau ada antrian dan belum lama menunggu kami sudah langsung dilayani. Mungkin karena adanya PPKM para wisatawan dan pelanggan belum bisa berkunjung untuk membawa pulang oleh-oleh kopi khas Bandung ini. Atau mungkin kami sedang beruntung saja, bisa beli sekantong Mokka Arabika tanpa perlu mengantri.

 

“Waktu” Sebagai Branding

 

 

Pelestarian “waktu” tampaknya menjadi aspek yang menonjol dari Kopi Aroma, dilihat dari upayanya untuk mempertahankan nilai dan tradisi bahkan setelah berganti generasi. Selangkah memasuki toko saja kami langsung disambut dengan interior khas arsitektur Belanda, pajangan komponen mesin dan meja display kuno, juga hiruk pikuk para penjaga toko yang sedang mengemas bubuk kopi. Seperti sedang menggunakan mesin waktu, seketika kami dibawa bernostalgia dengan suasana berpuluh-puluh tahun ke belakang.

 

Hingga saat ini, kegiatan pengolahan dan penjualan kopi masih berlangsung di gedung yang sama sejak Kopi Aroma pertama didirikan di tahun 1930 oleh Pak Tan Houw Sian. Produk Kopi Aroma juga masih menggunakan packaging originalnya, yakni kantung kertas dan tulisan keterangan dengan ejaan bahasa Belanda.

 

Adapun beberapa hal yang turut dipertahankan demi memberikan kualitas terbaik bagi pelanggannya, mulai dari metode produksi yang membatasi jumlah produksi perhari untuk menjaga kesegaran produk; penggunaan mesin roaster kebanggan dari Jerman yang berusia hampir 1 abad; penyimpanan biji kopi yang bertahun-tahun; transaksi tradisional yang mengharuskan pelanggan menggunakan uang tunai tanpa perantara (online atau jasa antar); juga desain arsitektur bangunan bergaya art deco yang terdaftar sebagai bangunan cagar budaya Bandung di tahun 2018.

 

Semuanya tidak mengalami perubahan drastis seiring berjalannya waktu dan bertambahnya tuntutan zaman. Layaknya kapsul waktu yang melestarikan suasana dan kurun masa-masa saat pabrik pertama dibuka.

 

Produk yang Ramah Pelanggan

 

Karakteristik Kopi Aroma terbilang lebih ramah bagi beberapa kondisi kesehatan, sehingga aman untuk dikonsumsi bagi yang memiliki riwayat penyakit. Hal ini dikarenakan oleh metode penyimpanannya yang memakan waktu bertahun-tahun untuk membuat beberapa perubahan pada karakter biji kopi. Metode penyimpanan dalam jangka waktu tertentu juga menghasilkan aroma kopi yang lebih kuat.

 

Kopi Mokka Arabika disimpan selama 8 tahun untuk menurunkan tingkat keasamannya. Jenis kopi ini memiliki aroma yang kuat dengan sedikit hint rasa asam, memiliki tingkat keasaman dan kafein yang relatif lebih rendah untuk menghindari masalah gastro pada pelanggan. Dibuat dengan 100% campuran biji kopi arabika dari Jawa, Aceh, Medan, Toraja, Flores dan Timor.

 

Sedangkan varian Kopi Robusta disimpan selama 5 tahun untuk mengurangi kadar kafeinnya. Jenis kopi ini memiliki rasa pahit yang lebih kuat dan tingkat kafein yang lebih tinggi. Kopi ini terbuat dari 100% campuran biji kopi robusta dari Sumatra dan Jawa.

 

Tua atau muda, sehat atau beriwayat, kaya atau biasa saja bukanlah penghalang untuk menikmati kopi. Merupakan suatu amanah yang diturunkan oleh pendiri Kopi Aroma agar selalu membuat kopi yang bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Nilai tersebut kini dilestarikan oleh Pak Widyapratama, generasi kedua penerus Kopi Aroma, dengan mempertahankan harga kopi yang terjangkau. Tidak heran kalau Kopi Aroma merupakan salah satu merek kopi di Bandung yang bisa melintasi berbagai generasi penikmat kopi.

 

 

Jam Buka

Senin sampai Sabtu
08.00 – 14.30
(Tutup pada hari Minggu dan hari libur)


 

Daftar Harga Kopi Aroma

(biar kalian bisa siapin uang tunainya sebelum berkunjung)

Produk   250gr   500gr
Mokka Arabika   Rp. 37.500   Rp. 75.000
Robusta   Rp. 27.500   Rp. 55.000

 

*Kopi Aroma tidak menjual secara online, menyediakan jasa antar, memiliki cabang ataupun membuka kafe

 

Informasi Kopi Aroma juga bisa kalian dapatkan di website : http://kopiaroma.id/
 


Sedikit nulis, sedikit lupa. Banyak nulis, jadi gak banyak lupa. Soalnya, tulis menulis bukan sekedar hobi, tapi jadi bagian hidup aku juga. Makanya selalu semangat buat abadikan semua momen, baik tertulis maupun terekam aja!




Dapatkan update artikel Uncov