Sanggar Seni Reak Tibelat, Kemasan Baru untuk Tradisi Lama

Kagum dan bangga, mungkin itu yang bisa kami (Gue dan Cebe) gambarkan ketika pertama kali mengetahui kesenian Reak yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh para pegiat Seni Reak di Sanggar Seni Reak Tibelat, Cibiru, Kota Bandung.
 

Sanggar Seni Reak Tibelat sendiri sudah berdiri sejak tahun 2006, dipelopori oleh seorang pegiat Seni Reak yaitu Abah Enjum (Enjang Dimyati). Di sanggar ini sesekali diadakan acara perayaan adat dan biasanya menggelar juga sosialisasi pendidikan kesenian untuk anak-anak yang tinggal di sekitar sanggar pada hari Minggu.
 

Apa itu Seni Reak?
 

Dari banyaknya kesenian Sunda yang sudah dikenal orang, rasanya Seni Reak ini masih sangat sedikit yang mengetahuinya. Seni Reak mulanya ditampilkan sebagai salah satu ritual bercocok tanam yang berkembang di wilayah Bandung Timur yang memadukan beberapa kesenian Sunda seperti angklung, dogdog, pencak silat, jaipong, kecapi, kuda lumping, dan lain-lain. 

 

Seni Reak identik dengan kesan mistis dengan properti utama yang disebut “bangbarongan”. “Bangbarongan” digunakan oleh beberapa orang penari untuk melakukan atraksi pada sebuah ritual. Atraksi unik dari Seni Reak ini adalah memasukkan roh ke dalam penari yang menggunakan “bangbarongan”. Ya, penari tersebut sengaja dibuat kesurupan dalam kendali pemimpin ritual. Kesurupan ini menjadi simbol menyatunya alam baik dan alam buruk sebagai filosofi dari adanya hal baik dan hal buruk di dunia ini. Setelah dibuat kesurupan, penari “bangbarongan” dinetralisir kembali di akhir ritual.
 

Enam Belas Tahun Berkarya

 

 

Kami berkesempatan datang ke acara Ulang Tahun Sanggar Seni Reak Tibelat yang ke-16. Kami sangat terkesan melihat bagaimana para pegiat seni reak di sana sangat tekun dan konsisten dalam memperkenalkan Seni Reak ke dunia. Gak cuma para seniman yang sudah senior, anak-anak muda di sana pun ikut aktif dalam kegiatan kesenian yang selalu diadakan oleh Sanggar Seni Reak Tibelat.
 

Sejak tahun 2006, Abah Enjum sebagai pendiri dan ketua Sanggar Seni Reak Tibelat memiliki cita-cita untuk membawa Seni Reak keluar dari kesan arogan dan mengemasnya menjadi pertunjukkan yang layak dinikmati. Abah Enjum bahkan pernah membawa Seni Reak ini untuk dipertunjukkan di Australia. Cita-cita Abah ini juga diimbangi dengan usaha yang serius dan konsisten, sehingga pada tahun 2018 Seni Reak diakui sebagai salah satu kesenian sebagai warisan budaya tak benda tingkat nasional. 

 

Akhir-akhir ini Abah Enjum juga memiliki program untuk membentuk pendidikan karakter anak-anak terhadap kesenian tradisi. Tidak sampai disitu, kedepannya Abah Enjum berharap dapat bekerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memajukan Seni Reak bukan hanya sebagai pertunjukkan semata, tapi juga memiliki nilai kebudayaan yang kuat.
 

Menurut Abah, di Kota Bandung belum ada wadah yang benar-benar bisa menampung pelaku Seni Reak. Abah berharap bisa membangun paguyuban Seni Reak agar para penggiat bisa terus berkarya dan memiliki tujuan yang sama. Harapan besarnya adalah supaya Seni Reak ini bisa berlangsung turun temurun dan diakui oleh dunia. 

 

Kunjungan kami ke Sanggar Seni Reak Tibelat benar-benar membuka mata kami, karena begitu banyak masyarakat yang masih giat berupaya untuk melestarikan Seni Reak. Kami pun jadi punya harapan yang sama, agar Seni Reak lebih dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia hingga ke mancanegara.


Saat ini sedang bekerja serabutan, mengumpulkan uang supaya bisa membangun penghasilan dan rumah tangga. Gak susah diajak nongkrong, susahnya keluar uang pas nongkrong.




Dapatkan update artikel Uncov